Untuk apa mengontrol diri? Yah, layaknya pada delman yaitu ketika seekor kuda tidak mendapatkan kendali dari sang kusir, dia akan bergerak semaunya sendiri.
Sama dengan diri kita, kita juga harus mampu mengontrol diri kita sendiri agar menjadi manusia yang berkualitas.
Apa yang kita kontrol? Sebagai manusia normal, kita memiliki perilaku, emosi, dan keinginan. Hal tersebut akan menjerumuskan kita kepada masalah jika tidak dikendalikan dengan hati-hati.
Ada manusia yang saat marah dia akan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan seperti mengucapkan nama binatang. Namun ada juga manusia yang saat marah mampu mengonversi kata-katanya terlebih dahulu agar tidak menyakiti orang lain. Ada pula orang yang memendam rasa ketika sedang marah dan hanya melebarkan senyuman saja kemudian menjadikan rasa itu sebagai koreksi terhadap diri sendiri.
Semua itu kembali pada masing-masing individu, mereka mempunyai kadar kontrol diri yang berbeda. Tinggal tanyakan pada diri sendiri, kita termasuk yang manakah?
Saat tidak bisa mengendalikan diri, kita akan cenderung susah membedakan mana yang baik dan buruk.
Contohnya saja ketika ingin pergi ke masjid untuk sholat shubuh, tapi kondisi sangat ngantuk, pasti diri anda akan berbisik untuk tidur saja. Kenapa kok bisikannya yang negatif? Karena tidur itu menyenangkan. Namun perhatikan esensinya, itu hanya menyenangkan SESAAT saja.
Cara Mengendalikan Diri dari Keinginan Buruk
Sedangkan sholat, memang dikala kita memaksa diri ketika lelah, rasanya tidak enak sekali, namun jika anda cerdas dalam menentukan pilihan dan pandai mengontrol diri, anda akan tahu mana yang baik dan buruk.
Pengalaman saya yaitu ketika di siang hari, kondisi cuaca sangat dingin menusuk tulang sumsum, dan keadaan menggoda saya untuk mengonsumsi makanan yang hangat-hangat. Saya melangkahkan kaki untuk mencari sesuatu, menyanggupi keinginan nafsu saya ini.
Saya berniat untuk membeli minuman panas di warung sebelah. Saya duduk di kursi warung dan berpikir, “apa yang akan saya beli ya, sepertinya saya kepengen teh anget aja deh, lumayan dingin-dingin minum teh hangat sambil menikmati suasana malam yang sepi”.
Baru saja saya ingin memesan teh hangat, tiba-tiba terlintas di benak saya. Apa yang telah saya pikirkan dengan memesan sebuah teh hangat di malam yang dingin ini? Apakah saya akan mengikuti keinginan nafsu saya ini? Bukankah dengan menyanggupi keinginan kecilku ini justru membuat saya lemah? Lemah akan diperdaya keinginanku sendiri? Ah, saya jadi tersadar, saya akan mengerjain diri saya sendiri.
Kemudian saya malah memesan ES TEH, berlawanan sekali dengan keinginanku saat itu. Dalam hati saya tertawa, “Rasain lu naluri ku, aku akan mencoba mengontrol diriku sendiri melawan keinginanku”. Kemudian saya meminum es teh yang dingin, menyiksa diri kala itu, sembari merasakan dinginnya malam sambil cekikikan menertawakan diri sendiri.
Maka, tingkat kesadaran yang sehat dan kontrol diri yang baik adalah kondisi dimana kita sudah mampu menertawakan diri kita sendiri dan menghina, mematahkan keinginan kita yang tiada batasnya ini.
Saya juga kepikiran untuk melakukan hal yang sama suatu saat nanti. Ketika cuaca sangat panas dan saya menginginkan makanan yang menyegarkan, namun justru melakukan hal yang bertentangan dengan keinginan saya seperti malah makan bakso berkuah panas misalnya.
Beginilah cara saya dalam melawan dan memaki keinginan-keinginan saya, sehingga saya dapat melatih dan mengendalikan diri saya sendiri mulai dari hal terkecil.
Cara Mengendalikan Diri dari Keinginan Buruk
“Terkadang melakukan sesuatu yang bodoh namun bermanfaat itu jauh lebih bernilai daripada melakukan hal bergengsi namun tiada esensi yang didapatkan.”
Share this on your favourite network
0 comments:
Post a Comment